Kerajinan Kaca

24 Maret, 2007 pada 1:41 pm (Kerajinan / Handicraft)

Mendengar kata kaca, yang terlintas dibenak kita adalah sebuah cermin untuk alat bantu merias diri, etalase toko berbentuk besar-besar maupun jendela rumah. Namun ternyata, ada limbah kaca yang bisa dimanfaatkan sebagai barang kerajinan dan mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.

Adalah Muzaki, lelaki yang tinggal di dusun Sumber , Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman yang kretif ngopeni limbah kaca. Sejak tahun 1988, Muzaki mulai tertarik mengolah kaca menjadi berbagai barang kerajinan. Pada awalnya, dia belajar merangkai kaca ketika masih tinggal di pulau Bali.

 

Kaca-kaca yang bentuknya kecil-kecil itu kemudian diolah menjadi barang kerajinan dengan bantuan kawat dan lem. Semula dia berpikir, kerajinan kaca model Bali akan dinilai bentuknya terlalu kasar, mengingat Yogyakarta dikenal sebagai daerah penghasil barang kerajinan dengan modal yang halus.

 

Hasil karya Muzaki, di antaranya kap lampu, vas bunga, asbak dan sebagainya. Di luar dugaan banyak buyers mancanegara yang tertarik hasil karya Muzaki, dan memesannya dalam jumlah yang cukup banyak untuk dijual ke luar negeri. Mungkin ini dikarenakan, orang asing lebih menghargai karya-karya unik dan membutuhkan ketelatenan.  Salah satu model yang disenangi orang asing adalah model mozaik. Yakni memadukan kaca yang berbeda-beda warna sehingga memunculkan binar-binar sinar seakan kilatan blitz kamera.

 

Soal harga, Muzaki tidak mematoknya, tergantung siapa yang membeli. Kalau orang Yogya atau wisatawan nusantara yang membeli, harganya jauh lebih murah ketimbang harga yang dipatok buat pelancong asing. Harga juga tergantung rumit tidaknya proses pengerjaannya.

 

Bahan baku dengan mudah dapat diperoleh dari pabrik-pabrik maupun toko-toko kaca. Kaca yang dibeli dari pabrik memang sudah masuk kategori limbah kaca. Sedangkan untuk membuat produk yang agak besar dan bentuknya melengkung, harus menggunakan lembaran kaca, yang dibeli di toko-toko kaca. Hayo, kawulo mudo Ngayogyokarto, ikuti jejak mas Muzaki nggih.***